Tahun Anggaran 2022 Desa Kebowan mendapatkan bantuan dari program pusat yakni program Pamsimas. Sesuai dengan potensi Desa Kebowan yakni air yang melimpah, tanpa basa basi bantuan tersebut siap diterima untuk dilaksanakan. Tahap Pertama dilaksanakan langsung oleh Kepala Desa Kebowan yakni (Jarot Wiyono) melalui musyawarah lintas Dusun. Musyawarah tersebut mencakup kesepakatan-kesepakatan yang harus dilaksanakan ketika program Pamsimas tersebut diterima dan disetujui. Tiga Dusun yang akan menerima yakni Dusun Jombor, Dusun Kebowan dan Dusun Tegalsari.
Mata air yang direncanakan dialirkan ke tiga Dusun adalah mata air yang terletak di Lapangan Banteng Raya. Konon, di sumur resapan tersebut sudah lama dialirkan warga secara gravitasi alami, secara penyaringan alami dan secara teknis alami. Pengaliran alamiah tersebut membuat kondisi lapangan menjadi lembab sehingga tidak dapat dipergunakan maksimal sebagai arena lapangan sepak bola. Maka dari itu adanya program tersebut sangat bermanfaat agar mata air tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan perhitungan teknis yang matang.
"Mata air harus berada di tanah milik Pemerintah Desa. Harus ada perimbangan swadaya masyarakat. Hal ini harus ditegaskan ke Masyarakat." Ungkap Kepala Desa Kebowan (Jarwi).
Usut punya usut, anggaran tersebut berjumlah Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) tanpa ada potongan pajak. Oleh karena itu Kepala Desa Kebowan melangsungkan musyawarah tiga Dusun dikarenakan ada perimbangan swadaya minimal sebesar 10% atau Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah). Nominal upah pekerja tersebut sangat besar jika diwujukan berupa tenaga.
Mengingat kondisi masyarakat sekarang yang sudah minim swadaya, akan sangat beresiko jika tidak mendapat kesepakatan bahkan komitmen warga saat pelaksanaannya. Namun, tiga Dusun tersebut sepakat untuk menerima program Pamsimas dengan ketentuan swadaya tersebut.
Gotong royong warga tak henti-henti nya dilaksanakan baik dari awal pelaksanaan pekerjaan Penangkap Mata Air, Reservoar, Pemasangan Pipa hingga pemasangan Saluran Rumah (SR). Tidak dapat dihindari, keluhan warga akan adanya kerja bakti beruntun setiap harinya selalu terucap dari bibir para warga. Namun, panasnya semangat membuat para warga masyarakat tetap berpartisipasi untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah disepakati.
Tak hanya keluhan saat gotong royong atau kerjabakti saja yang dirasakan. Hingga akhir pekerjaan pun masih terdapat kendala-kendala seperti bocornya pipa / paralon utama maupun rumah, bocornya SR, hingga perhitungan elevasi yang meleset yang mengakibatkan air tidak sampai di SR. Namun, hal tersebut tetap diselesaikan dengan gotong royong. Hingga akhirnya 132SR dari tiga Dusun terselesaikan dan aman saat ada peninjauan dari Tim Kabupaten.
27 Maret 2025 14:51:27
Thanks for your sharing! this is really helpful, I am always trying to <a href="https://escaperoads.org">escape...