Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang — Upaya pencegahan pernikahan usia anak dan stunting kini tak hanya dilakukan melalui penyuluhan formal, melainkan juga dengan pendekatan kreatif dan edukatif yang menyasar remaja. Salah satunya melalui kegiatan rutin Posyandu Remaja, yang diselenggarakan oleh kader kesehatan Desa Kebowan bekerja sama dengan PLKB Kecamatan Suruh, KPM, serta Karang Taruna.
Pada kegiatan Posyandu Remaja, diangkat tema "Remaja Sehat, Tunda Nikah, Hindari Stunting" sebagai bentuk edukasi dini agar remaja menyadari pentingnya menjaga kesehatan, merencanakan masa depan, dan memahami dampak dari pernikahan dini terhadap kualitas keturunan.
Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Gizi Remaja
Dalam sesi edukasi, petugas dari Puskesmas Suruh menyampaikan materi yang mencakup:
-
Risiko menikah di usia dini: dari komplikasi kehamilan, rendahnya kesiapan mental, hingga potensi perceraian
-
Hubungan antara pernikahan anak dan stunting: ibu muda yang kurang gizi dan belum siap secara fisik lebih berisiko melahirkan anak stunting
-
Pentingnya gizi remaja: sebagai modal kesehatan menuju dewasa dan persiapan menjadi generasi sehat
Edukasi disampaikan secara interaktif menggunakan media visual seperti poster, simulasi, serta tanya jawab kelompok kecil agar mudah dipahami remaja.
Aktivitas Kesehatan Posyandu Remaja
Selain edukasi, kegiatan juga mencakup layanan dasar kesehatan bagi remaja, di antaranya:
-
Pengukuran berat badan dan tinggi badan
-
Pemeriksaan tekanan darah
-
Konseling gizi ringan
-
Edukasi gaya hidup sehat (tidak merokok, aktif berolahraga, istirahat cukup)
-
Pembuatan poster kampanye cegah stunting oleh remaja
Kampanye Kreatif dari Remaja untuk Remaja
Sebagai bentuk partisipasi aktif, remaja diajak membuat poster bertema “Tunda Nikah, Hindari Stunting”, dengan pesan-pesan yang mereka rancang sendiri. Poster-poster tersebut dipajang di lingkungan posyandu dan fasilitas umum desa sebagai bagian dari kampanye visual remaja sadar stunting.
Contoh slogan yang dibuat:
-
“Jangan buru-buru jadi orang tua, rancang masa depanmu lebih dulu”
-
“Cegah stunting, mulai dari dirimu”
-
“Remaja sehat, anak kuat, masa depan hebat”
Testimoni Remaja dan Kader
Salah satu remaja peserta, Dina (16 tahun), mengungkapkan, “Dulu saya pikir nikah muda itu sah-sah saja, tapi ternyata risikonya besar, termasuk anak bisa stunting. Sekarang saya jadi lebih paham dan termotivasi jaga kesehatan.”
Kader kesehatan berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan rutin dan melibatkan lebih banyak remaja, termasuk dari dusun-dusun lain di Desa Kebowan.
Melalui Posyandu Remaja sebagai media intervensi pencegahan perkawinan anak dan stunting, Desa Kebowan menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dan edukasi ringan bisa menciptakan generasi muda yang sadar hukum, sehat secara fisik, dan kuat dalam perencanaan masa depan.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen desa dalam mewujudkan Desa Ramah Anak dan Bebas Stunting, dimulai dari partisipasi aktif para remaja.
27 Maret 2025 14:51:27
Thanks for your sharing! this is really helpful, I am always trying to <a href="https://escaperoads.org">escape...